RESUM BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN
RESUM BUKU PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Oleh : Moh. 'Abdul
Faqih
Keterangan Buku
Judul : PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Penulis : Drs. M. Ngalim Purwanto, MPI.
ISBN : 979-514-036-1
Penerbit : PT Remaja Rosdakarya
Jumlah Halaman: 168 halaman
Harga Buku: Rp 37.350,-
Riwayat Penulis
Drs. M. Ngalim Purwanto, anggota parlemen Lahir di Gombong
pada tahun 1927. Ia telah terjun dalamdunia pendidikan sejak tahun 1949, mulai
dari guru SD, menjadi kepala sekolah SD, kemudianmenjadi guru Sekolah Guru
Bantu (SGB), guru Sekolah Guru atas (SGA), Kepala SGA/Sekolah pendidikan Guru
(SPG), dan sejak tahun 1971 menjadi dosen tetap Institut keguruan dan Ilmu
pendidikan (IKIP) Jakarta yang sekarang menjadi Universitas negeri Jakarta
(UIN).Gelar sarjananya diperoleh pada FKIP-Unpad, Bandung, pada tahun
1964.Karya tulis yang dihasilkan diantaranya :
1. Pelajaran Psikologi untuk SGA (dua jilid)
2. Administrasi pendidikan
3. Teknik-Teknik evaluasi pendidikan
4. Beberapa Aliran Psikologi
5. Berbagai makalah tentang administrasi pendidikan, Supervasi
pendidikan, dan evaluasiPendidikan.
Ringkasan isi Buku :
Dalam dunia
pendidikan sering kita jumpai istilah psikologi. Psikologi sangat penting
dipelajari karena berkenaan dengan jiwa atau pribadi seseorang. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang apa dan bagaimana psikologi serta kaitannya
dengan psikologi pendidikan, Drs. M. Ngalim Purwanto menulis buku yang berjudul
Psikologi Pendidikan. Buku ini sangat diminati dan dicari para pembaca buku,
terbukti dengan telah mencapai lima kali cetakan. Penulis Psikologi pendidikan
ini, Drs. M. Ngalim Purwanto, lahir di Gombong pada tahun 1927. Ia telah terjun
ke dalam dunia pendidikan sejak tahun 1949, mulai dari guru SD. Karirnya dalam
bidang pendidikan meningkat terus. Beberapa tahun kemudian ia diangkat menjadi
Kepala SD, kemudian menjadi guru SGB, guru SGA, Kepala SGA/SPG, dan sejak tahun
1971 sampai sekarang adalah dosen tetap IKIP Jakarta, di samping membantu
mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta. Gelar kesarjanaannya diperolehnya
pada FKIP-Unpad, Bandung, pada tahun 1964. Beliau menjelaskan tentang apakah
psikologi itu? Apa gunanya kita mempelajari psikologi? Bagaimana pengaruh
pembawaan dan pengaruh lingkungan terhadap perkembangan manusia? Mengapa
intelijensi seseorang berbeda dengan intelejensi orang lain? Faktor-faktor apa
yang mempengaruhinya? Masalah-masalah di atas hanya sebagian kecil saja dari
masalah-masalah yang dibahas dalam buku ini. Di dalam pembahasan itu
dikemukakan juga pendapat-pendapat berbagi aliran psikologi serta hasil-hasil
beberapa penyelidikan. Apakah psikologi itu? Psikologi adalah ilmu yang ingin
mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu kesatuan yang bulat antara jasmani
dan rohani. R. S. Woodworth memberi batasan tentang psikologi sebagai berikut:
psycology can be defined as the science of the activities of the individual.
Apa yang hendak diselidiki oleh psikologi adalah segala sesuatu yang dapat
memberikan jawaban tentang apa sebenarnya manusia itu, mengapa ia
berbuat/berlaku demikian, apa yang mendorongnya berbuat demikian, apa maksud
dan tujuannya ia berbuat demikian. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Yang dimaksud
tingkah laku di sini adalah segala kegiatan/tindakan/perbuatan manusia yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak
disadarinya. Karena sifat manusia yang kompleks dan unik, maka obyek psikologi
biasanya dibedakan menjadi 2 macam, yakni obyek material atau obyek yang
dipandang secara keseluruhannya. Yang dimaksud di sini adalah manusia. Satu
lagi yakni obyek formal, obyek formal dari psikologi adalah berbeda-beda
menurut perubahan zaman dan pandangan para ahli masing-masing.
Pada zaman
Yunani sampai dengan abad pertengahan misalnya, yang menjadi obyek formalnya
adalah hakekat jiwa. Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi adalah
gejala-gejala kesadaran. Pada aliran behaviorisme yang timbul di Amerika pada
permulaan abad ke-20 ini yang menjadi obyek formal ialah tingkah laku manusia
yang tampak (lahiriah). Sedangkan pada aliran psikologi yang dipelopori oleh
Freud, obyeknya adalah gejala-gejala ketidaksadaran manusia. Jika dilihat dari
bermacam-macamnya apa yang menjadi obyek formal dari psikologi, manusia
benar-benar merupakan suatu yang kompleks sifatnya dan unik. Itulah sebabnya
maka jika ditinjau dari perkembangannya dari semula sampai sekarang psikologi
telah berkembang sedemikian pesatnya, sehingga kini kita mengenal
bermacam-macam psikologi. Antara lain psikologi metafisika (yang menyelidiki hakekat
jiwa) dan psikologi empiri (yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah
laku manusia dengan menggunakan pengamatan). Psikologi empiri sendiri terbagi
atas psikologi umum (yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia pada
umumnya) dan psikologi khusus (yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan manusia
menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan pandangan serta tujuannya). Hubungan
antara psikologi dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama antropologi, sosiologi,
dan fisiologi. Psikologi dan antropologi keduanya menyangkut daerah dan
masalah-masalah tertentu yang bersamaan, keduanya saling isi-mengisi
(suplementer). Perbedaan yang prinsipil hanyalah terletak pada apa yang menjadi
tekanannya.
Psikologi
menekankan pada individu, sedangkan antropologi menekankan pada kelompok.
Sosiologi adalah juga suatu ilmu yang secara langsung berhubungan dengan
tingkah laku. Seperti halnya antropologi ia berhubungan dengan masalah manusia
dalam kelompok. Psikologi dan sosiologi inipun mempunyai banyak persamaan.
Perbedaannya psikologi menekankan pada person induvidu, mengapa individu
bertingkah laku seperti yang dia lakukan, sedangkan sosiologi menekankan pada
sifat-sifat dan tingkah laku kelompok. Yang dipelajari sosiologi terutama
adalah hubungan sosial manusia. Fisiologi ialah ilmu yang mempelajari
fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh manusia, juga mempelajari
bagaimana organ-organ dan sistem-sistem peredaran itu berinteraksi satu sama
lain. Apa yang diselidiki/dipelajari oleh psikologi ialah mengenai persona
individu itu sendiri. Individu sebagai kesatuan antar jasmani dan rohani.
Meskipun psikologi menyelidiki fungsi-fungsi jasmani, selalu dalam hubungan
dengan fungsi-fungsi/kegiatan-kegiatan rohani individu. Perbedaan antara
ilmu-ilmu yang berhubungan di atas bukanlah perbedaan yang sangat tegas
melainkan hanyalah perbedaan dalam tekanan masing-masing. Tidak mungkin untuk
menarik garis yang tegas yang membedakan antropologi dari sosiologi, atau untuk
memisahkan dengan tajam sosiologi dan psikologi, atau psikologi dari fisiologi.
Ketiganya saling berhubungan, bantu membantu, dan saling isi mengisi. Juga
dengan ilmu-ilmu yang lain lagi, seperti ilmu ekonomi, ilmu hukum, pendidikan,
dan sebagainya. Crow & Crow secara eksplisit mengemukakan psikologi
pendidikan sebagai ilmu terapan berusaha untuk menerangkan masalah belajar
menurut prinsip-prinsip dan fakta-fakta mengenai tingkah laku manusia yang
telah ditentukan secara ilmiah.
Ruang lingkup
pendidikan antara lain ialah sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan
lingkungan berpengaruh terhadap belajar, sifat-sifat dari proses belajar,
hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning
readiness), signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual
dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, perubahan-perubahan jiwa (inner
changes) yang terjadi selama dalam belajar, hubungan antara prosedur-prosedur
mengajar dengan hasil belajar, teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian
kemajuan dalam belajar, pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal
dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal
terhadap suatu individu, nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi
personil sekolah, serta akibat/pengaruh psikologis (pcychological impact) yang
ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa. Soal
pembawaan dan lingkungan merupakan suatu soal yang sangat penting dalam
psikologi dan sangat erat hubungannya dengan mendidik. Lalu perkembangan
manusia itu bergantung kepada pembawaan ataukah kepada lingkungan? Sebenarnya
pertanyaan tersebut bukan persoalan yang perlu dicari jawabnya. Semua yang
berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan juga oleh
lingkungannya. Seorang anak dapat berkata-kata, kemudian dilatih/diajar
berkata-kata (lingkungan). Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada,
tidaklah mungkin kepandaian berkata-katanya dapat berkembang. Faktor pembawaan
juga berpengaruh pada intelijensi seseorang. Intelijensi adalah kemampuan yang
dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara
tertentu. Intelijensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan.
Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelijensi
seseorang. Daya pikir anak-anak yang telah mendapat didikan dari sekolah,
menunjukkan sifat-sifat yang lebih baik daripada anak yang tidak bersekolah.
Setiap individu memiliki intelijensi yang berbeda-beda dikarenakan adanya
faktor-faktor antara lain; pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan
pembawaan yang khas, dan kebebasan. Semua faktor tersebut bersangkut paut satu
sama lain.
Untuk
menentukan intelijensi atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya
berpedoman kepada salah satu faktor tersebut. Intelijensi adalah faktor total.
Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelijensi
seseorang. Dapatkah intelijensi atau kecerdasan itu diukur? Bagaimana kita
dapat menentukan cerdas tidaknya seseorang? Salah satu cara ialah dengan
menggunakan tes yang disebut: Tes Intelijensi. Orang yang berjasa menemukan tes
intelijensi pertama kali ialah seorang dokter bangsa Prancis, Alfred Binet dan
pembantunya Simon. Sehingga tesnya terkenal dengan nama Tes Binet-Simon. Tes
Binet-Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah
dikelompok-kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun).
Pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak
berhubungan dengan pelajaran di sekolah. Seperti; mengulang kalimat-kalimat
yang pendek atau panjang, mengulang deretan angka-angka, memperbandingkan berat
timbangan, menceritakan isi gambar-gambar, menyebutkan nama bermacam-macam
warna, menyebut harga mata uang, dan sebagainya. Dengan tes semacam inilah usia
kecerdasan seseorang diukur/ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu
bahwa usia kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender). Sehingga
dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan IQ (Inteligentie
Quotient) pada tiap-tiap orang/anak. Memang intelijensi/kecerdasan seseorang
memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi, kehidupan itu
sangat kompleks. Intelijensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses
tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain. Faktor kesehatan
dan ada tidaknya kesempatan, tidak dapat kita abaikan. Juga watak (pribadi)
seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Ada pula seorang yang
sebenarnya memiliki intelijensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat
kehidupan yang layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak
faktor-faktor yang mengganggu atau yang merintanginya. Akan tetapi, intelijensi
yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun
orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Kecerdasan/intelijensi seseorang
memberi kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam
kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung
pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada. Jelaslah sekarang
bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan intelijensi dengan
tingkatan kehidupan seseorang. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan ahli
antropologi dan psikologi, juga masih disangsikan adanya korelasi tetap antara
bentuk/berat otak dengan intelijensi, antara bentuk tubuh dengan dasar
kejahatan dan antara intelijensi dengan kemiskinan. Kelebihan Buku Psikologi
Pendidikan ini bukan sekedar bahasan teoritis, tetapi didukung oleh pengalaman
praktek selama 35 tahun dan terhadap berbagai tingkat usia anak didik. Oleh
karena itu, buku ini sangat bermanfaat tidak saja untuk para guru, tetapi juga
untuk para pendidik umumnya, termasuk para ibu dan bapak yang mempunyai minat
terhadap pengembangan pendidik putra-putrinya. Dalam pembahasan dijelaskan
melalui ilustrasi sederhana yang membantu mendeskripsikan uraian. Selain itu
juga diberikan contoh-contoh dari materi-materi yang dibahas.
Aspek yang Ditelaah dalam buku ini disajikan yaitu :
BAB I (Pendahuluan)Membahas tentang apa itu Pskologi? menurut
arti kata maka psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu jiwa.Dapat dilihat
dari kata jiwa yang berarti : jiwa, roh,dan logo yang berarti : ilmu. Dapat
dikatakan bahwa psikologi sudah ada ilmu yangbelajar tingkah laku manusia. lalu
apa itu psikologi pendidikan? Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam pengurainnya dan penelitiannyalebih adalah pada maslah pertumbuhan
dan perkembangan anak, baik fisik maupunmental, yangn sangat erat kaitanya
dengan masalah pendidikan terutama yangmempengaruhi proses dan keberhasilan
belajar. Dengan demikian ruang lingkup psikologi pendidikan tentang tentang
faktor-faktor pembawaan dan lingkungan,sifat-sifat dari proses belajar, tingkat
sedang dengan kesiapan belajar, kecepatan danketerbatasan belajar,
perubahan-perubahan jiwa, sikap ilmiah, kondisi-kondisi sosiologisterhadap
sikap para siswa.
BAB II (Pembawaan, Keturunan dan lingkungan)semua yang
berkembang dalam diri suatu individu ditentukan oleh pembawaan dan jugaoleh
lingkungan (sebagai ajang berlatih) yang dapat penting terhadap pendidikan.
lalu apa yang dimaksud dengan pembawaan dan lingkungan? Pembawaan sudah ada
seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu
individuyang selamat masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan).Sedangkan keturunan sudah ada sifat atau ciri-ciri jasmaniah
yang dimiliki seseorang sejaklahir.
BAB III (Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia
luar)Manusia sebagai individu hidup dalam suatu dunia yang bukan dirinya sendiri,
tetapimutlak diperlukan untuk hidup. Tanpa dunia luar ia pasti tidak akan bisa
bertahanhidup. daya yang mendorong manusia berinteraksi pada dunia luar
(melakukan perbuatan) karena adanya dorongan nafsu (terhanyut) yang paksa untuk
berkembang danmengejar kepuasan hingga mencapai kesempurnaannya, baik jasmani
maupun rohani.
BAB IV ( berpikir)berpikir adalah suatu keaktifan pribadi
manusia yang mengakibatkan penemuan yangterarah untuk suatu tujuan. Kita
berpikir untuk menemukan pemahaman/pengertianyang kita kehendaki. faktor-faktor
yang mempengaruhi berpikir yaitu bagaimanaseseorang dapat melihat dan mengerti
masalah, situasi, pengalaman, dan kecerdasaanorang tersebut. Macam-macam
berpikir termasuk beberapa cara yaitu berpikir induktif(proses berpikir dari
khusus menuju untuk yang umum), berpikir deduktif (proses berpikir dari umum
menuju untuk yang khusus), dan berpikir analogi (berpikir dengan jalan
memperbandingkan fenomena yang biasa/pernah dialami.
BAB V (Intelejensi)Intelejensi sudah ada kemampuan yang
dibawa sejak lahir yang memungkinkan seseorang melakukan sesuatu dengan cara
yang tertentu. sehingga dapat diketahui intelejensi seseorangdilihat dari
berbagai macam daa jiwa erat bersangkutan di di dalamnya (ingatan, fantasi,
perasaan, perhatian, minat, dll), tingkah laku atau Perbuatan yang tampak,
danlingkungan dan pendidikan memegang peran.
Posting Komentar untuk "RESUM BUKU PSIKOLOGI PENDIDIKAN"