MAKALAH ULUMUL QUR’AN ILMU AQSAMUL QURAN
ILMU AQSAMUL QURAN
MAKALAH
Disusun Guna Melengkapi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul QUR’AN
Dosen Pengampu: Muzayyin M.S.I
Disusun oleh:
Moh, 'Abdul Faqih (20116939)
FALKULTAS TARBIYAH
ISTITUT AGAMA ISLAM
NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
Tahun Ajaran 2020/2021
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum WR.WB
Segala
puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan yang maha esa, karni atas
berkat dan rahmatnyalah maka saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
tepat waktu. Karna tanpa pertolongan-Nya kami tidak dapat menyelesaikan makalah
ini.sholawat serta salam terlimpah curah kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
yang berjudul ‘‘Hubungan Al Qur’an dengan Sunah’’adalah untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Ulum Hadist dan dengan adanya makalah ini kita bisa
menambah wawasan tetang Hubungan Al Qur’an dengan Sunah dan dapat mengamalkan
nya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada Dosen kami, bapak Muzayyin M.S.I
yang sudah memberikan tugas mata kuliah ini dan kami mohon maaf apabila banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………….……...1
KATA
PENGANTAR……………………………………………………...….….2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………3
BAB
I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang………………………………………………………………….4
B.Tujuan …………………………………………………………………………..5
C.Rumusan
Masalah………………………………………………………………6
BAB
II PEMBAHASAN
A.Apa
pengertian Aqsamul Qur’an……………………………………………......7
B. Macam-Macam aqsamul qur’an /
atau sumpah dalam Al Qur’an…….………..8
BAB
III PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………………….…..9
Daftar
Pustaka………………………………………………………………...….10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ilmu Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai
peranan
sangat penting bagi
seorang pelajar, dan
kepada semua umat
islam secara umumnya. Ketika
Rasulullah SAW menyampaikan
Al-Qur’an kepada umatnya, sebagian orang
kafir Quraisy ingin
menandinginya dengan cara membuat
ungkapan-ungkapan atau syair
yang sengaja mereka
buat untuk
merendahkan Nabi SAW. Sehingga Nabi menghadapi
tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat ituNamun, sebagian dari
kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW. Sehingga
dari
sini kita dapat memahami bahwa, jika jiwa manusia itu
bersih dari sifat tercela, Insyaallah akan mudah menerima kebenaran dari siapapun kebenaran
itu datang. Jiwa yang bersih akan selalu terbuka akan ajaran kebenaran dari
firman-firman Allah Swt.
Dalam menyampaikan kebenaran
itu tidak diperlukan
argument atau alasan agar kebenaran itu bisa
diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela,
dipenuhi sifat dengki, maka kebenaran itu akan
sulit diterima. Oleh
karenanya, dalam menyampaikan
ajaran kebenaran
kepada
manusia seperti ini,
diperlukan berbagai cara
dan argumentasi agar mereka dapat menerima kebenaran itu.
B. TUJUAN
Tujuan dan penyusunan makalah ini antara
lain:
1. Untuk memenuhi tugas kuliah Ulum Qur’an
2. Untuk menambah wawasan tentang Aqsamul
Qur’an
3. Untuk mengetahui fungsi Aqsamul Qur’an.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang
diatas, kami meruntutkan masalah-masalah yang akan dibahas, diantaranya:
a.
Apa pengertian Aqsamul Qur’an?
b.
Macam-macam aqsamul qur’an/atau sumpah dalam Al-qur’an?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqsamul Qur’an.
Kata
Aqsamul merupakan bentuk jamak dari qosam, merupakan Bahasa, arti sumpah.
Banyak ayat-ayat Al qur’an yang menggunakan qasam.Adapun maksud penggunaan
qasam/aqsam adalah untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu
yang memiliki posis yang lebih tinggi dengan menggunakan huruf wawu, ba, atau
lam.begitu pentingnya qasam/aqsam, dalam Ulum Al qur’an masalah ini menjadi bab
tersendiri yang biasa disebut dengan Aqsam Al qur’an.Bersumpah ialah
mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah satu upaya yang dilakukan
manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada diatas kebenaran.
Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak bohong, atau bergurau, dan
sebagiannya. Dengan diuca[1]pkan
sumpah oleh seseorang maka ora[2][3]ng
lain yang pada mulanya ragu atau takpercaya dengan informasi yang
disampaikannya, maka bersumpah boleh disebut juga dengan mekanisme yang teramat
penting untuk berkomonekasi antar sesame manusia sebab kepercayaan orang[4]
lain sangat diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya
sulit sekali membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan dan kealpaan.
Inilh cikal bakal lahirnya perbuatan dosa darinya. Dalam upaya membela dirinya
dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu mekanisme yang harus
ditempuhnya ialah bersumpah atas demi nama Allah.
Jadi manusia bersumpah untuk membuktikkan
bahwa dia benar, sehingga orang lain mempercayai berita yang dibawanya. Sampai
disini tidak ada persoalan. Problem segera timbul bila sumpah itu datang dari
Allah, karena kita mempercayai sepenuh hati, bahwa Allah maha sempurna, maha
besar, dan sekali-kali takpernah curang apalagi bohong.Al Qur’an turun dengan
Bahasa Arab yang dinamakan oleh masyarakat yang ditemuinya pertama kali. Mereka
antara lain menggunakan apa dinamai taukid/Pengukuhan dalam penyampaian berita.
Taukid pun bertingkat-tingkat tak terkalahkan dengan sikap mitra bicara. Jika
dia belum mengambil sikap, maka Taukid meskipun akan digunakan cukup dengan ala
kadarnya, misalnya menambahkan pada awal kalimat Huruf Inna/sesungguhnya. Tetapi jika keraguan/penolakan telah mencapai
tingkat yang amat tinggi. Maka redaksi pengukuhan semakin diperlukan .
Al-Qur’an
turun dengan Bahasa
Arab yang digunakan
oleh masyarakat Qur’an yang
di temuinya pertama kali. Mereka antara lain menggunakan apa dinamai
taukid/Pengukuhan dalam penyampaian
berita. Taukid pun
bertingkat-tingkat disesuaikan dengan sikap mitra bicara. Jika dia belum
mengambil sikap, macukup dengan ala
kadarnya, misalnyaAnda lihat
disini ditemukan tiga
kata untuk mengukuhkan
beritkedatangan si Ahmad yaitu
sumpah (Demi Allah), Inna
(sesungguhnya), dan Lam yang juga digunakan untuk
mengukuhka Salah satu
bentuk pengukuhan yang
digunakan Al-qur’an adalah yang
dinamai qasam.
Yakni sumpah
yang minimal oleh
pengucapannya, Anda lihat disini ditemukan tiga kata untuk mengukuhkan
berita kedatangan si Ahmad yaitu sumpah (demiAllah),Inna(sebenarnya),dan Lam
yang jugadigunakkan untuk mengukuhkan.salah satu bentuk pengukuhan yang
digunakkan Al –Qur’an adalah apa yang dinamakan Qosam.Yakni sumpah yang minimal
oleh pengucapannya dinilainya sebagai
sumpah-sumpah yang benar.
kebohongan sang pengucap
atau bahwa sumpah
itu berpotensi untuk dibatalkannya dengan membayar kaffarat/sanksi (Qs
Surat kaum musyrik dalam sumpah mereka dilukiskan dengan kata tersebut sedang
sumpah siapapun yang dinilai benar dalam sumpah secara umum dilukiskan dengan
kata Aqsam/yuqsimu. Karena itu pula
sumpah-sumpah Allah dinamai Aqsam
Al Qur’an.
Sumpah
terdiri dari empat unsur:
1.Yang
bersumpah, dalam hal ini Allah atau manusia ini dinamai al-Halif atau
al-muqsim.
2.Huruf/kata
yang menunjuk bahwa ucapan adalah sumpah, yaitu huruf-huruf:wauw, Ba Ta’ ,
dan kata uqsimu ini adalah adat al qasam.
3.Sesuatu
yang dijadikan penguat sumpah,. yaitu penyebutan nama Allah: zat,sifat,
atau perbuatannya; demikian
juga fenomina alam
dan lain-lain. Inidinamai muqsam bihi.
4.Informasi yang dikukuhkan. Ini
dinamai jawab al-qasam.
Dalam
Al-qur’an ditemukan tidak
kurang dari empat
puluh Muqsam
bihi.
Kebanyakan yang menggunakan
huruf wauw dibarengi
dengan
muqsam bihi yang bersifat
material/kenyataan empiris yang dapat
terjangkau.Misalnya wa al-fajr,
wa asy-syams, wa al-lail
idza yaghsya, wa al-ashr, dan lain-lain sedang hurf
Ta hanya digunakan berbarengan
dengan muqsam bihi yang berlafadz
Allah.
Sementara ulama menyatakan
bahwa muqsam bihi maka harus selalu
merupakan sesuatu yang agung. Ini
antara lain Nabi saw. Melarang bersumpah kecuali dengan nama Allah; zat, sifat, atau perbuatan-Nya.Oleh sebab
itu, merka yang
menganut paham di
atas bila menemukan
ayat yang menyebut makhluk/fenomena alam sebagai
muqsam bihi, merka
menyisipkan kata Rab/Tuhan. Misalnya wa asy-syamsi wa al-Fajr, mereka
menyisipsan kata
Rab sebelum asy-syam
dan al-Fajr sehingga
ayat tersebut merka pahami dalam arti” Demi
Tuhanya matahari,” “Demi Tuhanya
Fajar.”Penganut pendapat ini
mengemukakan kaidah yang
menyatakan bahwa: Al-muqsam
bihi harus selalu merupakan hal-hal yang agung.Pendapat/kaidah ini, tidak
sepenuhnya benar. Larangan Nabi saw. Yangdikemukakan itu
tertuju kepada manusia,
bukan gambaran tentang
sumpah Allah.memang, manusia harus menyebut nama
Allah atau sifat/perbuatan-Nya dalam
konteks sumpah, karena
sumpah bertujuan meyakinkan
metra bicaratentang
kebenaran ucapan yang bersumpah dan dalam upaya meyakinkan itu, manusia yang bersumpah menyebut nama Allah seakan-akan dia[5] berkata:
“Aku akan menerima hukuman jika aku berbohong”. Seperti yang diketahui dalam ajaran
Islam, tidak ada suatupun, lemah atau kuat, yang mampu menjatuhkan mudharat
kepada ada dan siapapun, kecuali atas izin Allah. Itu sebabnya maka sumpah yang
digunakan untuk menyakinkan mitra bicara/pendengerannya tidak dibenarkan
kecuali menyebut yang maha
agung itu. Tetapi buat Allah tentu
tidak demikian! Yang mahakuasa itu memilih [6]fenomena aalam atau
makhluknya untuk dia sumpah. Pilihannya itu berdasarkan adanya tergantung antar
jawab al Qosam dengan fenomena alam/makhluk yang dijadikan muqsam bihi.
B.Macam-Macam aqsamul qur’an / atau
sumpah dalam Al-qur’an.
Dilihat dari segi fi’il nya, qasam Al-Qur’an itu
ada dua macam
sebagai
berikut:
a.)Qasam Dhahir
Qasam Dhahir adalah sumpah yang di
dalamnya disebut fi’il qasam dan
muqsam
bihnya. Dan diantaranya
ada yang dilihilangkan
fi’il qasamnya, sebagaimana pada
umumnya karena dicukupkan dengan huruf jar berupa wawu, ba’dan Ta’ contohnya seperti
dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-2 berikut:
لَآ أُقْسِمُ بِيَوْمِ ٱلْقِيَٰمَةِ
«لا» زائدة في الموضعين «أقسم بيوم القيامة».
b.)Qasam
Mudhmar
Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak
di jelaskan fi’il qasam dan tidak pula Muqsam bih, tetapi ia di
tunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban
qasam contohnya seperti dalam surat Ali
Imran ayat 186:
لَـتُبۡلَوُنَّ
فِىۡۤ اَمۡوَالِكُمۡ وَاَنۡفُسِكُمۡ وَلَـتَسۡمَعُنَّ مِنَ الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا
الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَمِنَ الَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡۤا اَذًى كَثِيۡـرًاؕ
وَاِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَتَتَّقُوۡا فَاِنَّ ذٰلِكَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ
Dilihat dari segi Muqsam bihnya, Maka qasam
ada 7 macam yaitu:1Qasam dengan dzat Allah SWT. Atau sifat-sifat-Nya yang
terdapat pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al-Hijr ayat 92.
الَّذِيۡنَ يَجۡعَلُوۡنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۚ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُوۡنَ
ف
Artinya: Maka demi Tuhanmu, Kami
pasti akan menanyai mereka semua,
2.Qasam
dengan perbuatan-perbuatan Allah
SWT.seperti dalam sutat
As-
Syams ayat 5.
وَالسَّمَآءِ وَمَا بَنٰٮهَا
Artinya: dan langit serta pembinaanya.
3.Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT. Seperti dalam surat Ath- Thur
ayat 1
وَالطُّورِ
4.Qasam
dengan malaikat-malaikat Allah
SWT. Seperti dalam
surat An-
Naazi’aat ayat.1-3
وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًا ﴿النازعات
وَالنّٰشِطٰتِ نَشْطًا ﴿النازعات
وَالسّٰبِحٰتِ سَبْحًا ﴿النازعات
Artinya :-Demi( Malaikat-malaikat ) yang mencabut nyawa dengan
keras.
-Dan ( Malaikat-malaikat )
yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.
-Dan ( Malaikat-malaikat )
yang turun dari langit dengan cepat.
5. Qasam dengan
Nabi Allah SWT. Seperti dalam surat AL-Hijr Ayat 72
لَعَمْرُكَ اِنَّهُمْ لَفِيْ سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
6.Qasam dengan
makhluk Allah SWT. Seperti dalan surat At-Tin 1-2
وَالتِّيۡنِ وَالزَّيۡتُوۡنِۙ
وَطُوۡرِ سِيۡنِيۡنَۙ
Artinya: - Demi ( Buah thin) dan ( buah
Zaitun)
- Dan demi bukit sinai
7. Qasam dengan
waktu, seperti dalam surat Ad-Duha ayat 1-2
وَالضُّحَىٰ
وَالَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
Artinya;- Demi waktu matahari
sepenggalahan naik.
- Dan demi malam sampai
setelah suny
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah mengikatkan jiwa
untuk tidak melakukan
sesuatu perbuatan atau
untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata
ataupun secara keyakinan saja.Rukun-rukun
yang ada dalam
aqsam Al quran
adalah fi’il qasam,muqsam
bih dan muqsam
alaih.Huruf-huruf yang digunakan
dalam aqsam,pertama huruf wau danhuruf ba’.Sumpah yang
menggunakan huruf wau tidak
perlu menggunakan lafad aqsama,
ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan
kata yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah.
Bentuk-bentuk aqsam
Al-Quran ada yang
menggunakan bentuk asli,
di Al-Qur’an ini berfungsi sebagai penguat (ta’kid)
ucapan kata Qul liy
agar pendengar mudah
diterima dan dipercaya.Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya
adalah berita yang sudah sampai
pendengar, dan dia bukan orang
yang apriori, berita itu sudah
diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita
itu sudah merasa
lega, karena telah
menaklukkan pendengar dengan
cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan
nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT.
karena telah menggunakan
nama-Nya selaku Dzat
yang diagungkan sebagai penguat sumpah.
Demikian hanya ini saja yang dapat saya berikan,bila ada kekurangan saya
mohon maaf
Wassalamualaikum WR.WB
Daftar Pustaka
Abdullah Aba Husain
Al-Madkhal li syarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh,
Ahsin
W. AL-Hafid. Kamus Ilmu AL-Qur’an. (Amzah JL. Saswo Raya No.18 Jakarta
2021)
Nashruddin
Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Lentera Hati JL.
Kertamukti Tanggerang 2015)
M Quraish
Shibab Kaidah Tafsir ( Lentera Hati Jl.
KertamuktiTanggerang
2015).
Manna’ Kholil
Al-Qotton . Mabahis fi ulumul quran ( Matabah) Wahbah ,
Kairo-Mesir)
Izzan, Ahmad, Ulumul Qur’an, Tafakur, (Bandung,
2005).
http://s4if.blogspot.com
/2008/1 aqsamul-quran.html diakses tanggal 8
Oktober 2009
10
[1] M Quraish Shibab Kaidah Tafsir ( Lentera Hati Jl. KertamuktiTanggerang 2015).
[2] Manna’ Kholil Al-Qotton . Mabahis fi ulumul quran ( Matabah)
Wahbah ,Kairo-Mesir) Izzan, Ahmad, Ulumul Qur’an, Tafakur, (Bandung,
2005).
[5] Abdullah Aba Husain
Al-Madkhal li syarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh Ahsin W. AL-Hafid. Kamus Ilmu
AL-Qur’an. (Amzah JL. Saswo Raya No.18 Jakarta 2021)
Posting Komentar untuk "MAKALAH ULUMUL QUR’AN ILMU AQSAMUL QURAN"